Contoh Puisi Anak Pilihan


Contoh Puisi Anak Pilihan
Contoh Puisi Anak Pilihan untuk anda yang saat ini sedang mencari inspirasi atau mencari bahan untuk membuat puisi  bertema anak, berikut dibawah ini dapat anda jadikan sebagai bahan masukan atau referensi  dan di bawah ini adalah Beberapa pilihan puisi anak Karsono H. Saputra dalam Melati untuk Bundasilahkan lihat secara lengkap berikut dibawah ini;


"Contoh Puisi Anak Pilihan"
Melati untuk Bunda

kupetik melati di sudut taman
kusuntingkan di sanggul bunda
sebagai pengganti mutiara hatinya
saat menuntut ilmu di sekolah

Si Belang Dua

putih dan coklat muda warna bulunya
bening dan tajam sorot matanya

ia senang berguling
lalu melenting
mengeong
dan duduk di pangkuan bila ingin dibelai

tak mau mencuri meski lapar
cuma memandang yang di meja makan

itulah si belang dua, kucing kami

Sakit

ibu guru, maafkan aku
pe-er belum selesai kukerjakan
dan sekarang tak bisa mengikuti pelajaran

kemarin dokter bilang
aku harus minum obat
dan hari ini harus istirahat

Bulan

kata kakek
ada bidadari di bulan
yang akan membagi cantiknya
pada anak manis dan tidak nakal

kata ibu guru
bulan itu benda langit
yang tak berpenghuni

ayah,
mana yang benar di antara keduanya

Telepon

kita bisa bicara
walau tak bertatap muka
kita bisa bicara
walau kau nun jauh di sana

halo kawan …
apa khabarmu
liburan nanti, boleh aku
berkunjung ke rumahmu
ya, ya, sampai jumpa

Pengemis Kecil

seorang gadis kecil
berdiri di bawah lampu merah
perempatan jalan
menadahkan tangan

kubuka kaca jendela
kuulurkan tangan
dan, kulihat matanya berseri-seri

bunda, hari ini
aku rela tak jajan
dan tak menambah tabungan

Lihat puisi lainnya;

Sekolah

kata bunda
: sekolah itu
pintu dan jendela dunia
     ilmu itu
pembuka cakrawala hati dan kepala
maka
aku harus rajin ke sekolah dan menuntut ilmu
supaya dadaku lapang dan kepalaku berisi

Ayah Bunda

waktu kecil dulu, bila ada rasa takut
aku selalu lari ke pelukannya
tangannya yang kokoh menenteramkan hatiku
dan ciuman ke kepala menjaga hidupku

selalu membelaiku
bila malam mengantarku ke dunia mimpi
lewat suaranya yang merdu
dan dongeng yang indah
dan, aku selalu menyusupkan kepala ke dadanya

ayah bunda
aku menyayangi mereka

Ibu Guru

tak pernah lelah tak pernah henti
berdiri di kelas penuh kasih
tak pernah marah, bahkan selalu senyum
meski sesekali aku nakal dan malas belajar

Hari Libur

tersentak aku bangun
aneh! tak ada dering jam membangunkanku
kubuka pintu kamar, sepi di luar
ayah bunda tak tampak
kulongok yu yem di dapur, tak ada
ah … rupanya tanggal merah
tralalala … aku kembali ke kamar
naik ke tempat tidur, menulis puisi hari libur

 Beberapa pilihan “puisi anak” dalam Bungas-bunga Lentera

Kupu-kupu

kupu-kupu
sayapmu begitu indah
dengan warnamu yang menarik
saat kumelihatmu
terbang di atas bunga mawar
yang indah dan terayun pada tangkainya

memandang bunga-bunga
berwarna-warni
sangat lincah terbangmu
kian ke mari

senja mulai tiba
kau pun beterbangan
di antara pepohonan
untuk kembali pulang

 Beberapa pilihan “puisi anak” dalam Tugu Bundaran Kota

Kabar dari Lubang Galian

kabar dari lubang galian
kadang membawa kebahagiaan
kadang membawa kesedihan
bagi para pendulang intan
bila mendapat intan para pendulang
sangatlah senang
bila tidak mendapat intan para pendulang
sangatlah sedih
akan tetapi
mereka tak pernah putus asa
untuk menghidupi keluargaku

 Di Balik Cempaka

menggali tanah yang dalam
tak peduli panas atau hujan
tetap mereka lakukan
untuk menafkahi keluarga

hasil yang mereka dapatkan
hanya membayar
sejumput kelelahan mereka

namun bagi mereka
itu hasil yang besar

andai aku bisa membantu mereka
aku tak akan mungkin berdiam di sini
membiarkan mereka

yah,
begitulah
di balik cempaka

 Beberapa pilihan puisi anak gubahan Abdul Hadi W. M. dalam Mereka Menunggu Ibunya

Tolong-Menolong

Di tepi kali yang deras
seekor kepiting merintih keras
ia tak bisa berjalan buat pulang ke liang
seluruh kakinya putus di batu karang

Jerit pilunya terdengar kawan-kawannya
Hingga berdatangan
“Ada apa gerangan kawan?” tanya kawannya
“Kakiku retak lalu patah dihantam gelombang,” ujarnya

Lalu dua ekor kepiting yang kuat maju
Mereka angkat dan gotong si malang
Penuh cinta dan kasih sayang
Tolong-menolong adalah lambang kedamaian dan kemanusiaan

Aku lantas termenung
Kalau kepiting si makhluk kecil kurang beruntung
Punya rasa belas dan bisa tolong-menolong
Kenapa kita makhluk yang mulia tidak?